PC PMII Pontianak Raya Sukses Gelar Haul Gusdur ke 14 Spesial Kolaborasi Bersama Gusdurian Lawang Kuari

Kegiatan ini berlangsung di RBK cafe reformasi yang di hadiri oleh: Akademisi Iain Pontianak, Prof.Dr. Zainuddin,Ma. Divisi Pengembangan Penggerak Dan Komunitas Sekertariat Nasional Jaringan Gusdurian,Aulia Abdurahman Soleh.Pengurus Gusdurian Lawang Kuari, Manbincab Pmii Pontianak Raya, Dr Hamzah.Pengurus Ipnu Dan Ippnu Kota Pontianak Dan Pengurus Gusdurian Khatulistiwa.

"Haul Gusdur ini sebelumnya sudah kita bacakan do'a sekaligus khataman Qur'an yang di selenggarakan di sekretariat bersamaan dengan tahlilan pendiri PMII .  Maka kegiatan ini dibentuk dalam forum diskusi agar sahabat/i bisa mengenal sosok Gusdur" Tutur Husni Kurniawan 

PC PMII Pontianak Raya gelar acara Haul Gusdur ke 14 berbentuk Focus Group Discussion(FGD) dengan tema "Politik Santuy Ala Gusdur" .Bicara tentang gusdur, pasti kita tau tentang sejarah seorang gusdur.gusdur memiliki nama lengkap Dr. K.H. Abdurrahman Wahid, atau yang akrab disapa Gus Dur, adalah tokoh Muslim dan politisi Indonesia yang menjadi Presiden keempat Indonesia dari tahun 1999 hingga 2001. Ia menggantikan Presiden B. J. Habibie setelah dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil Pemilu 1999.

"9 nilai bahwa diatas politik itu ada kemanusiaan, dan juga membahas tragedi-tragedi yang terjadi di organisasi justru kita melupakan sisi kemanusiaan itu sendiri dan gunakan lah prinsip-prinsip yang di ajarkan oleh guru kita". Ujar Mas Aulia 

Dalam menghadapi politik itu yang paling pertama kita harus sadari adalah bagaimana dampak dari respond teman-teman dalam menghadapi politik,jangan sampai respond teman-teman ini tidak menjadi boommerang dan perpecahan bagi masyarakat,hal itu harus kita antisipasi.jangan sampai kader pmii menjadi pemantik perpecahan di kalimantan barat. 

Marilah kita membangun politik yang menyejukkan,dengan arti kemanusiaan dan tidak membentuk politik perpecahan. Momen pemilu itu jangan di jadikan perpecahan ,siapapun nanti calon yang terpilih mereka di belakang layar akan salam-salaman dan berdamai, sementara kita sebagai pendukung mereka malah melakukan perpecahan hal iniyang harus kita hindari agar tidak membuat perpecahan di masyarakat. 


Penulis : Dhita Andhiani Pramesti

Editor : Silviona Septi Ayu 

Posting Komentar

1 Komentar